Kembali ke daftar berita
Laporan Kegiatan

Peran PKWU dalam Eksplorasi Bakat dan Minat Peserta Didik

Oleh Dra. Mira Milyati A.

SMA Insan Rabbany BSD

Peran PKWU dalam Eksplorasi Bakat dan Minat Peserta Didik

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) merupakan tantangan tersendiri. PKWU adalah mata pelajaran yang secara fundamental bertujuan mempersiapkan peserta didik agar siap memasuki dunia usaha atau kewirausahaan. Proses ini mencakup mulai dari tahap perencanaan, perancangan produk, hingga proses produksi yang dilakukan oleh peserta didik sendiri. Dengan demikian, PKWU menjadi wadah yang potensial untuk mengeksplorasi bakat dan minat peserta didik.

Bagaimana PKWU dapat berkontribusi dalam eksplorasi ini? Deteksi bakat dan minat dalam konteks PKWU dapat difokuskan pada dua bidang utama:

  1. Bakat Seni:
    • Merupakan kemampuan alami atau bawaan (seringkali dipengaruhi faktor genetik) dalam bidang seni rupa, kriya, desain, atau bentuk seni lainnya yang relevan dengan prakarya.
  2. Bakat Kewirausahaan:
    • Dapat diidentifikasi melalui ciri kepribadian seperti kemampuan menganalisis dan melihat peluang, rasa ingin tahu yang tinggi, kreativitas, kemampuan menawarkan solusi unik, serta jiwa kepemimpinan dalam kelompok.
    • Terlihat dari sikap optimis, percaya diri, proaktif dalam memperbaiki kesalahan, menyukai tantangan, dan keberanian mengambil risiko dalam proses belajar dan berkarya.
    • Merupakan potensi untuk mengembangkan keahlian di bidang tertentu yang diminati dan memiliki nilai ekonomi, misalnya seni, kuliner, penyediaan jasa, teknik, dan lainnya.

Untuk secara aktif mengeksplorasi minat dan bakat seni serta kewirausahaan peserta didik dalam PKWU, dapat dilakukan melalui tiga pendekatan berikut:

  1. Deteksi Personal:
    • Melakukan komunikasi dan pendekatan personal secara berkala, terutama kepada peserta didik yang menunjukkan hasil baik atau minat khusus dalam tugas dan proyek.
    • Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi, kepribadian, dan passion peserta didik secara bertahap, sehingga bakat mereka dapat diakomodasi dan dikembangkan dengan tepat.
  2. Pemberian Tantangan:
    • Pendidik berperan sebagai fasilitator dan mediator antara peserta didik dan proyek yang dikerjakan.
    • Tantangan dapat dimulai dengan studi kasus, diikuti pemberian proyek atau masalah nyata untuk dipecahkan.
    • Selama proses, berikan petunjuk, arahan, atau clue untuk memancing imajinasi dan kreativitas berkelanjutan dari peserta didik.
    • Tetapkan panduan dan lakukan pemantauan progres secara berkala (misalnya dengan sistem poin atau rubrik penilaian formatif) untuk mendorong peserta didik melakukan eksplorasi mandiri dan menunjukkan perkembangan kerja mereka.
  3. Apresiasi:
    • Penghargaan terhadap proses dan hasil belajar sangat penting. Apresiasi dapat dilakukan melalui beberapa upaya, antara lain:
      • Menciptakan Lingkungan Berkarya yang Nyaman: Memberikan fleksibilitas (dalam batas wajar dan tetap diawasi), contohnya: mengizinkan berkarya di lantai (tidak hanya di meja), memutar musik inspiratif dari satu sumber yang disepakati, atau sesekali berkarya di luar kelas.
      • Mendorong Eksplorasi Lanjutan: Memancing peserta didik untuk mengaitkan karya mereka dengan hal-hal lain yang relevan, mengeksplorasi ide-ide turunan, atau mencari solusi alternatif terkait karya yang sedang dibuat.
      • Memberikan Penghargaan: Memberikan poin, umpan balik positif yang konstruktif, atau bentuk penghargaan lain atas setiap kemajuan, usaha, dan pencapaian dalam proses belajar dan berkarya.